Kamis, 14 Juni 2018

Refleksi Iedul Fitri : Sebagai Hari Kemenangan dan Ukhuwah Pemersatu Islam

Picture: www.google.com

Puasa telah di penghujung waktu, setiap orang dengan sibuknya menyiapkan bekal materi, seakan tidak pernah berfikir bahwa dihari besok masih ada kehidupan kembali. Pasar, Mall, Supermarket, Toko-toko, Warung, Lestoran, Salon, Tempat potong rambut sampai tempat cuci motor semuanya penuh dengan keramaian berlomba-lomba mencari, membeli, menyiapkan semua barang-barang harus baru. Mulai ada membeli baju baru, sandal baru, HP baru, tukar uang baru, menyiapkan jajanan, mengecat rumah agar terkesan baru seolah hidup berakhir pada hari itu. Seakan semua itu disiapkan untuk berlomba-lomba mencari kemenangan. Benar memang ketika yang diinginkan, yang diraihnya sudah didapatkan sebagai bentuk kepuasan diri, tetapi kepuasan itu hanya lahir pada diri sendiri dan hanya sebatas kemenangan yang diraih didunia saja. 

Gema takbir berkumandang, mulai suara sound, suara bedug, suara tongklek, orang kecil sampai orang dewasa semuanya bersuara seakan seperti barisan tentara yang gembira meraih kemenangan pasca peperangan. Padahal disitulah peperangan akan dimulai karena dengan akan datangnya lembaran baru 1 Syawal bekal selama dibulan Ramadhan akan dijadikan sebagai bekal untuk satu tahun yang akan datang. Apakah 1 bulan yang akan terlewati ini akan lebih baik dari pada 1 bulan kedepan nanti, atau 1 bulan ini hanya sebatas jembatan yang itu hanya dipakai untuk penyeberangan tanpa merasakan apa yang ada di jembatan tersebut. Jangan sampai jembatan yang terlewati itu tidak membekas atau tidak mengesankan pada si penyebrang. Hanya untuk menginginkan agar tidak terjatuh sehingga dengan melaju cepat jembatan tersebut terlalui dan kemenangan didapatkan.

Dengan datang hari yang fitri adalah momentum berevaluasi diri, muhasabah diri, dan menyucikan diri. Banyak ucapan, tingkah laku yang salah maka sepatutnya saling bermaafan kepada sesama muslim, bukti bahwa ukhuwah islam ini terajut, bersatu kembali. Setiap umat islam adalah saudara maka jangan sampai terpecah belah karena dengan perbedaan suku, golongan, kelompok, apalagi karena perbedaan partai. Dengan perbedaan itu jadikan sebagai kekuatan umat islam dan sudah saat ukhuwah islamiyah ini bersatu, bersama kembali tegakkan kebenaran dimuka bumi.

Mari terus galakkan saling berbagi, bersilaturahim, bermaafan kepada sesama, karena dengan ini bentuk ukhuwah islam akan terjaga, terawat dan tersatukan. Seandainya umat islam di Indonesia ini bersatu, tidak ada lagi yang namanya kemiskinan, pengangguran, perampokan, pencurian, kekerasan, perzinahan, pembunuhan, terorisme, radikalisme. Karena jika umat islam bersatu akan ada rasa saling berbagi, memberi, membantu, menolong sehingga akan terciptalah masyarakat, negara yang adil, makmur, sejahtera, bahagia dan sentosa. Maka terealisasilah agama yang dirindu-rindukan yakni agama islam yang ramatan lil alamiin...

Raihlah hari kemenangan ini sebagai pemersatu ukhuwah islam, tidak ada lagi yang namanya saling membenci, mencela, melanggar, menyakiti. Karena musuh paling terbesar adalah hawa nafsu. Dari hawa nafsu munculah sikap egois, sombong, angkuh, arogan. Hilangkan penyakit diri ini dengan melakukan amalan kewajiban yang dituntunkan oleh syariat islam. Sembuhkan dengan memperkuat  dengan sholat, puasa, zakat dan haji. Insya'allah semua itu akan terwujud dan terkabulkan.. 

Taqobbalallahu Minna Waminkum..
Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1439 H.

*Penulis : Muhammad Kholis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar