*"Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah: Hari Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Pancasila Sila Ke-5)"*
Takbir berkumandang setiap insan berlomba-lomba melafadzkan kalimatullah. Allahu akbar Allahu akbar walillah ilham...
Hari kemenangan akan tiba pada akhirnya semua merasakan namanya kemajuan, tapi kenapa mereka yang merasakan akan ketidakadilan seolah dunia semakin mundur. Ucapan tidak didengar, tindakan disebut makar, rumah ibadah dibakar. Apakah ini yang dinamakan kemajuan? Ini bukan kemajuan tapi awal dari sebuah kemunduran. Beribu-ribu orang turun kejalan dengan niat ikhlas menuntut keadilan atas kecurangan yang dilakukan, 10 orang mati dalam kesyahidan dikatakan para penguasa mereka mati sebagai penyusupan. Beberapa ulama', tokoh, kiyai, aktivis dipenjarakan dikatakan karena melawan pemerintahan. Terus yang dinamakan keadilan letaknya berada disisi mana? Apakah itu semua namanya kemajuan. Sila ke-5 pancasila berbunyi "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", apakah rakyat sudah mendapatkan keadilan. Kebutuhan pokok meningkat, bahan bakar menaik, pelayanan kesehatan tak merata, hukum tumpul diatas lancip kebawah, banyak anak tak sekolah karena tak terakomodirnya pendidikan, impor digencarkan, tenaga asing diperbanyak, lapangan pekerjaan semakin sempit, infrastruktur terus dibangun, moral anak tak diurus. Sungguh banyak ketimpangan sosial yang sangat mengerikan.
Bulan ramadhan bulan penuh keberkahan, sangat tak relevan pada bangsa ini bilamana kondisi negara tak berfikir tentang keadilan sosial bagi rakyat indonesia. Berkah yang tak tersampaikan di bulan ramadhan ini, yang seharusnya setiap warga mendapatkan pelayanan dan keamanan demi menjaga kesatuan dan persatuan negara. Karena imbas perebutan kekuasaan yang tak bijaksana dan tak jujur sehingga kecurangan tak menjadikan berkah bagi seluruh rakyat indonesia.
Berkaca di era Soeharto sekitar tahun 90an atau diistilahkan dengan orde baru, warga negara terjamin akan keselamatan dan kebutuhan pokok, semua warga negara sama pemerataan disetiap daerah dapat dirasakan dan dinikmati. Semasa pemerintahan orde baru-nya, rakyat hidup dengan sangat makmur, ‘Gemah ripah loh jenawi’ kata orang Jawa. Mulai dari harga bahan pokok yang terjangkau, kerjaan mudah didapat, serta sangat aman. Dibandingkan sekarang memang agak jauh, namun hal tersebut ditebus dengan kebebasan bicara yang mungkin dulu tidak mungkin dilakukan dengan bebas. (Kholis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar