Jumat, 06 April 2018

Bertanya tentang Kesejahteraan

"Bertanya tentang Kesejahteraan"
Oleh: Nur Agus Rudi Listio*
Sumber: www.google.com



Bicara tentang kesejahteran pada saat ini, dimana perkembangan teknologi terus menerus meningkat derastis. Yang mengakibatkan banyak orang harus mampu mengikutinya dan yang tidak mampu mengikuti akan tergilas oleh zaman.

Banyak sekali pembangunan-pembangunan yang ada, khususnya pembangunan dibidang ekonomi, dengan alasan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Industrialisasi sebagai jawaban (katanya), yang diharapkan mampu menampung masyarakat sebagai lahan penghidupan. Dengan kata lain dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya yang berada pada sekitar industri. 

Tapi berbeda dengan bentuk realitanya, dimana masyarakat itu dirugikan dengan adanya industri saat ini. Bisa kita lihat sendiri, yang seharusnya menjadi lahan produktif (pertanian, pertambakan, perhutanan, perairan) bagi masyarakat, kini hanya jadi lahan produktif untuk pribadi (investor dan pemilik industri) dan masyarakat hanya dapat ampasnya. 

Coba kita lihat hari ini, apakah perjanjian awal yang dilakukan oleh industri dengan masyarakat itu benar dilakukan. Tidak, ia hanya bicara cantik dengan dasar CSR CSR dan CSR,  padahal CSR itu tidak di rasakan oleh masyarakat secara langsung. Ditambah lagi kesehatan masyarakat itu terancam dengan limbah-limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut. Air, tanah, udara menjadi ancaman bagi masyarakat karena terkontaminasi oleh limbah industri. Dan masyarakat di bungkam oleh yang namanya CSR dan surat-surat perjanjian di awal (meski perjanjian itu dapat diubah jika tidak sesuai perjanjian), padahal CSR itu adalah kewajiban industri yang sudah diatur dalam Undang-Undang.

Mirisnya lagi pihak pemerintahan yang seharusnya menjadi abdi/pelayan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya, mereka hanya mementinkan perut mereka sendiri. Tapi ada yang lebih miris, apa?  Yaitu generasi muda (pemuda) bangsa ini yang sudah tidak berpegang pada idealisme, mereka hanya berfikir tentang kemapanan dalam hidup. Padahal baik buruknya bangsa ini kedepan ini di tangan para pemuda "pewaris tanpuk pimpinan umat nanti"

Dan kini kita hanya dapat melihat, melihat ketertindasan dimana-mana (meski tak tampak secara langsung). Terus dimana kita saat ini?  Dan hanya kalian lah yang dapat menjawabnya. 

Waallahu'alam.

*penulis: Sekretaris Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah Sedayulawas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar